Tepat detik-detik peringatan Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 2017
waktu Saudi Arabia, bendera Merah Putih berkibar di atas Jabal Nur, Gua
Hira, Makkah. Pengibaran bendera Republik Indonesia itu dilakukan oleh
sebagian jamaah haji asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang tergabung
dalam kloter SOC 09.
Rombongan pendaki dipimpin oleh KH. Anizar Masyhadi, salah seorang
Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang. Rombongan tersebut mengawalinya
dengan shalat Subuh di masjid di sekitar Jabal Nur, lalu dilanjutkan
dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Anizar Masyhadi. Diantara
rombongan ada Ketua Kloter SOC 09 Bapak Ramdan, TPHD Bapak Suwanto, dan
TKHI Bapak Sair.
"Alhamdulillah, syukur luar biasa dapat mengibarkan Merah Putih di
atas Jabal Nur, di tempat yang menjadi tonggak kerasulan Nabi Muhammad
SAW. Semoga Merah Putih tetap jaya mempersatukan Indonesia sebagaimana
jayanya Islam yang berawal dari Gua Hira ini" tandas Kiai Anizar.
Dirinya menjelaskan bahwa Gua Hira adalah sejarah pertama peradaban
Islam, dimana Nabi Muhammad menerima wahyu pertama. Pendakian ini
dimaksudkan untuk refleksi dan napak tilas bagaimana perjuangan
Rasulullah dalam mengemban misi Islam.
Gus Nizar menambahkan wahyu pertama diterima oleh Rasulullah SAW
dimulai dengan suatu mimpi yang benar. "Dalam mimpi itu beliau melihat
cahaya terang laksana fajar menyingsing di pagi hari, kemudian beliau
melakukan khalwah atau perenungan dengan menyendiri di Gua Hira,
bertaqarrub dan memohon petunjuk kepada Allah" imbuhnya.
Maka, pada suatu hari datanglah Malaikat Jibril lalu berkata:
“Bacalah“. Nabi Muhammad menjawab: “Aku tidak dapat membaca.“ Dialog
antara Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad itu terjadi sampai tiga kali.
Dan ahirnya Malaikat Jibril meneruskanya dengan wahyu pertama: “Bacalah
dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan, menciptakan manusia dari
segumpal darah sebagaimana dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.
"Iqra, bacalah, maknanya manusia diperintah untuk membaca alam ini,
membaca kehidupan, dan membaca keseluruhan dinamika yang ada, tanpa
membaca, manusia tidak akan pernah sampai kepada puncak kemanusiaannya"
ujarnya.
Kesempatan Pendakian ke Gua Hira dimanfaatkan oleh jamaah Kab. Batang
untuk mengibarkan Bendera Merah Putih, tepat pada detik-detik
proklamasi waktu Saudi Arabia. "Tanggalnya cantik yaitu 17817 menjadi
momentum spesial jamaah haji asal Batang" lanjut Kiai Anizar.
Jamaah yang tergabung dalam rombongan 3 dan 4 merupakan jamaah haji
KBIH Muzdalifah binaan Pondok Pesantren Tazakka yang menjadi
satu-satunya jamaah asal Indonesia yang mengibarkan bendera Merah Putih
di atas ketinggian Jabal Nur Saudi Arabia.
Dari puncak Jabal Nur, Gus Nizar menjelaskan makna kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia. Menurutnya, Pancasila yang dirumuskan oleh para
pendiri bangsa semua silanya merupakan cerminan ajaran-ajaran prinsip
dalam Islam.
Menurutnya, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah manifestasi dari
ajaran tauhid, disusul kemudian kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan
keadilan. "Itu semua ajaran-ajaran paling prinsip dalam Islam, maka
mestinya setiap orang Islam di negeri kita adalah seorang Pancasilais,
karena tidak mungkin umat Islam mengingkari ajaran tauhid, penghormatan
pada manusia, perintah untuk bersatu, musyawarah dan menegakkan
keadilan" ujar alumnus Pondok Gontor itu.
Maka, lanjutnya, setiap upaya yang ingin menjauhkan bangsa ini dari
umat Islam adalah tindakan menyimpang dan ahistoris. Sebab, pada
Pembukaan UUD 1945, agama memperoleh tempat yang kokoh. "Silahkan baca
pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa, ini kental sekali pandangan keagamaannya. Maka,
setiap pandangan dan usaha yang mempertentangkan antara Islam dan
Pancasila menjadi tidak bermakna dan bahkan meluruhkan nilai dasar
keduanya sebagai sumber nilai luhur berbangsa dan bernegara" tukas Kiai
Anizar.
Di akhir pandangannya di atas Jabal Nur, Gus Nizar kembali menegaskan
bahwa Indonesia tidak mungkin dibangun dan diisi oleh ideologi sekuler,
liberal, komunisme, dan paham lain yang bertentangan dengan agama dan
Pancasila.
Menurutnya, pandangan ini harus menjadi dasar berpikir dan bertindak semua anak bangsa agar NKRI tetap memiliki jiwa, alam pikiran, dan pola tindak tanduk yang mendasar dan benar.
"Saya bersyukur bisa ikut mengibarkan Merah Putih di atas Jabal Nur
ini, dan pandangan pandangan, serta tausiyah singkat kebangsaan yang
bagus dari Kiai Nizar" ujar Widoyuli, salah seorang jamaah yang ikut
dalam rombongan.
Sumber: @lam KUHI Jeddah, https://haji.kemenag.go.id
EmoticonEmoticon