Friday, August 16, 2013

Sejarah Indonesia, Mesir, dan Palestina

Tags


Pada tahun 1962, Bung
Karno ditanya oleh wartawan tentang penolakannya pada Israel dan
Taiwan, apa jawab Bung Karno?



“Untuk Taiwan saya rasa
urusannya djelas, kami hanya mengakui satu Negara Tjina jaitu RRT,
itu jang di daratan, lain negara tidak… dan untuk Israel, selama
kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang
Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang
penjajahan Israel”.



Dan Bung Karno pun menolak Israel ikut
serta dalam Asian Games 1962. Tingkah Bung Karno ini kemudian diikuti
oleh banyak negara, sampai-sampai israel tidak bisa diikutkan dalam
zona Asia untuk sepakbola karena tak ada yang mau bertanding dengan
israel.



Kini, israel pun kembali memborbardir Gaza. Serangan
tersebut banyak mendapatkan perhatian dunia, terutama dunia Islam.
Berbagai negara ikut mengecam kebrutalan israel tersebut. Tak
terkecuali Indonesia, yang dibuktikan oleh penggalangan donasi dan
solidaritas di berbagai daerah.



Sebenarnya, serangan israel ke
Gaza adalah siklus tahunan dan juga merupakan siklus mendekati pemilu
israel. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat popularitas di
internal israel.



Selain itu serangan israel ke Gaza ini juga
merupakan alat untuk mengukur sikap politik obama (AS). Apakah
amerika masih pro terhadap israel atau tidak. Juga untuk menguji
sikap Mesir dan dunia arab pada umumnya pasca arab spring.



Bagi
Israel, serangan rutin tahunan ini merupakan bentuk tolok ukur untuk
menguji sejauh mana perkembangan persenjataan Hamas sejak 2008 sampai
sekarang.



Dan hasilnya bisa kita lihat, cukup membuat membuat
israel ketar-ketir. Sampai-sampai dikabarkan bahwa PM israel benjamin
natanyahu bersembunyi di dalam bunker.



Adapun Presiden Mesir
Mohammad Mursi menolak permintaan israel untuk menjadi penengah.
Jawabannya cukup tegas: hentikan dahulu serangan israel ke Gaza.
Alih-alih memenuhi permintaan presiden Mesir tersebut, israel justru
melakukan tindakan yang makin menyulut perlawanan Palestina. israel
menyiapkan 30 ribu pasukan cadangannya untuk maju ke
perbatasan.



Presiden Mesir Muhammad Mursi menyampaikan
peringatan keras kepada penjajah Israel jika terus melancarkan
serangan ke Gaza. Mursi menegaskan bahwa Mesir terlah berubah setelah
revolusi, dan tidak akan membiarkan Gaza sendiri, dan tidak akan
membiarkan arogansi Israel di Gaza.



Kemarin, usai menunaikan
shalat Jumat, Mursi memberikan komentar atas serangan israel ke
Gaza.



“Kita melihat apa yang terjadi di Gaza, kejahatan
israel terhadap kemanusiaan. Saya peringatkan dan saya ulangi kepada
penjajah keji, bahwa mereka tidak akan bisa menundukan warga Gaza,
kita tidak akan membiarkan Gaza sendirian, saya katakan kepada mereka
atas nama rakyat Mesir, bahwa Mesir hari ini berbeda dengan Mesir
kemarin, Arab hari ini berbeda dengan Arab kemarin.”



Mendengar
ketegasan seorang pemimpin negara atas tragedy kemanusiaan tersebut,
paling tidak membuat umat muslim bisa berbangga. Bahwa ternyata
solidaritas antar negara muslim masih kuat. Seperti halnya kita bisa
berbangga atas pernyataan Soekarno tersebut. Pernyataan tegas menolak
kejahatan kemanusiaan tersebut menggambarkan keberanian seorang
pemimpin negara, dan kewibawaannya di kancah internasional.



Dan
sejarah membuktikan, bahwa Palestina tidak akan pernah berjuang
sendirian. Karena tindakan okupasi yang dilakukan israel atas tanah
palestina merupakan kejahatan yang nyata. Seluruh negeri dan negara
akan selalu bersama bangsa Palestina. Tercatat jelas ungkapan
Soekarno diawal tadi di dalam sejarah, dukungan penuh bangsa
Indonesia terhadap Palestina. Dan kini, dunia arab pun telah berubah.
Mesir dibawah kepemimpinan Mursi, Turki dikomandoi Erdogan, dan
negara-negara lainnya akan terus bersolidaritas untuk
Palestina.



Kita tunggu saja, sejarah masa depan membuktikan,
bahwa yang benar akan menang. Dan segala bentuk perampasan dan
penganiayaan terhadap kemanusiaan akan hancur. Mari kita dukung
keadilan diatas bumi ini.






EmoticonEmoticon